Rabu, 09 Desember 2009

KPI: RRI harus konsinten sebagai lembaga penyiaran publik

Wednesday, 09 December 2009 20:48
Warta - Aceh
WASPADA ONLINE

BANDA ACEH - Radio Republik Indonesia (RRI) diingatkan untuk tetap konsisten sebagai salah satu lembaga penyiaran publik sehingga terwujud masyarakat Indonesia yang demokratis.

"Sebagai lembaga penyiaran publik, RRI harus mengedepankan independensi, netralitas, mandiri dan profesional," kata ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Provinsi Aceh, Safir, di Banda Aceh, malam ini.

Dalam penyiaran berbagai program melalui udara, RRI diharapkan ikut mendorong terwujudnya masyarakat Indonesia yang demokratis di provinsi Aceh.

Untuk tercapainya tujuan tersebut RRI dan berbagai komponen lainnya harus mendorong peran serta masyarakat dalam memberikan kritikan dan saran bagi penyempurnaan program siarannya.

"Saya yakin peran lembaga publik dapat dijalankan RRI sebab lembaga ini terbebas dari jeratan komersialisasi," katanya.

Sementara, aktivis LSM Aceh, TAF Haikal, mengatakan, perubahan status RRI dari lembaga penyiaran pemerintah menjadi lembaga penyiaran publik harus didukung menampilkan paradigma baru, baik dalam manajemen maupun pola penyiaran.

"Perlu dikembangkan dan dibangun komunikasi dialogis antara pemerintah dan masyarakat dalam berbagai program RRI. Informasi yang disiarkan harus sejalan dengan kegiatan pembangunan, kebutuhan masyarakat dan terkait kepentingan publik," katanya.

Kepala siaran RRI, Ahardi Ahmad, mengatakan, dalam usia ke-64, RRI bertekad menjadi radio milik bangsa, acuan terpercaya dan hiburan yang sehat, pemberdaya masyarakat, perekat budaya bangsa dan unggul secara nasional serta bertaraf internasional.

Untuk menjangkau daerah penyiaran, RRI Aceh telah mendirikan 10 repiter FM seperti di Kota Langsa, Subulussalam, KutaCane, Calang, Lamno, Sinabang, Tapaktuan, Beureunun, Sabang dan Jantho.

"Masih ada beberapa daerah di Aceh yang belum terjangkau dengan repiter FM, namun sudah diatasi dengan menggunakan Medium Wave (MW) yang berkapasitas 10 Kw," katanya.

Dikatakan, masih terdapat beberapa permasalahan pada repiter, seperti lemahnya "power" yakni 100 watt dan sering terputusnya aliran listrik sehingga mengakibatkan repiter rusak.
(dat07/ann)

http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=72731:kpi-rri-harus-konsinten-sebagai-lembaga-penyiaran-publik&catid=13:aceh&Itemid=26

Penumpang rakit Banda Aceh-Calang trauma


Wednesday, 09 December 2009 03:54
Warta - Aceh
WASPADA ONLINE

BANDA ACEH - Para penumpang rakit penyeberangan Banda Aceh-Calang mengaku trauma saat sarana transportasi tersebut mengalami kerusakan mesin, Senin (7/12) pukul 20.15 WIB, lalu.

Seorang penumpang, Yenni (28) di Banda Aceh, mengaku ketakutan ketika rakit penyeberangan terapung-apung sekitar satu jam lebih di tengah sungai Lambeuso, Lamno.

"Saya sangat takut saat mesin rakitnya tiba-tiba mati di tengah sungai, sehingga kami terbawa arus sungai Lambeuso," kata warga Blangpidie, kabupaten Aceh Barat Daya itu.

Akibat matinya mesin perahu yang digunakan untuk menjalankan rakit para petugas terpaksa menggunakan tali menarik rakit ke tempat penurunan mobil, kata ibu yang akan mengikuti wisuda sarjana di salah satu Universitas di Banda Aceh itu,

Ia menyebutkan selain mobilnya, terdapat empat unit mobil lain dan belasan penumpang yang juga ikut terapung-apung di sungai yang lebarnya sekitar 100 meter lebih itu.

Rakit ini merupakan sarana perhubungan darat dari ibukota Provinsi Aceh menuju Calang dan tujuh kabupaten/kota lainnya di pantai barat selatan Aceh pasca bencana alam tsunami akhir 2004.

Sarana yang dikelola masyarakat itu mampu mengangkut enam unit kendaraan roda empat jenis L300 atau tiga unit truk atau bus pada setiap kali penyebrangan.

Juru bicara Kaukus Pantai Barat Selatan (KPBS), TAF Haikal yang dimintai pendapatnya mengharapkan instansi terkait dapat melanjutkan pembangunan jembatan yang terhenti sejak satu tahun terakhir.

"Kejadian rakit yang terapung-apung selama satu jam lebih di sungai Lambeuso hendaknya menjadi pelajaran. Kami berharap jembatan permanen dapat dikerjakan kembali," kata TAF Haikal.
(dat07/ann)


http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&view=article&id=72564:penumpang-rakit-banda-aceh-calang-trauma&catid=13:aceh&Itemid=26