Minggu, 16 Agustus 2009

Bupati Aceh Jaya Kekanak-kanakan

* LSM dan Tokoh Barat-Selatan Dukung Bupati Aceh Jaya
16 August 2009, 11:36 Utama Administrator
BANDA ACEH - Pernyataan Bupati Aceh Jaya, Azhar Abdurrahman yang menilai pemerintahan Irwandi-Nazar menganaktirikan kawasan pantai barat-selatan Aceh dalam program pembangunannya, mengundang reaksi keras dari Gubernur Irwandi Yusuf. Ia menilai, pernyataan Azhar Abdurrahman adalah sikap kekanak-kanakan dari seorang pemimpin daerah. “Pernyataan Bupati Aceh Jaya kekanak-kanakan, saya pikir tidak perlu ditanggapi,” ujar Gubernur Irwandi menjawab Serambi via telepon tadi malam.

Menurut Irwandi, kemarin ia juga sudah menerima banyak sambungan telepon dari sejumlah kalangan di Aceh Jaya, termasuk dari sejumlah anggota KPA setempat yang merupakan para pendukung utama Bupati Azhar Abdurrahman. Umumnya, kata Gubernur Irwandi, mereka menyayangkan statemen yang dikeluarkan oleh Bupati Azhar. “Ucapan Azhar ini sudah menjadi polemik di konstituennya. Sudah banyak yang menanyakan ke saya, termasuk dari KPA. Bahkan ada yang bilang, ketika pilkada dulu, mereka salah menempatkan pasangan. Seharusnya wakilnya yang menjadi bupati dan bupati di posisi wakil,” ungkap Irwandi.

Seperti diketahui, pada Pilkada 2006, Azhar Abdurrahman maju sebagai calon Bupati Aceh Jaya berpasangan dengan Zamzami A Rani. Kedua mantan kombatan GAM ini maju dalam bursa Pilkada 2006 melalui jalur independen alias nonpartai. Ditanya lambannya pembangunan jembatan yang menjadi salah satu faktor sulitnya transportasi ke Aceh Jaya, Gubernur menyatakan hal itu sedang dalam proses. “Jangan berpikir bahwa itu semudah membalikkan telapak tangan, semuanya ada proses. Kalau tidak ada anggaran harus putar otak dulu untukmencari dana, sekarang kan dalam proses. Bukan hanya ngomong saja,” ujar dia.

Gubernur Irwandi menambahkan, kemajuan pembangunan suatu daerah juga sangat tergantung dari pengelolaan sumber daya alam dan sumber daya manusia di daerah setempat. Selain itu, kemampuan seorang pemimpin juga sangat menentukan dalam proses percepatan pembangunan di daerah yang dipimpinnya. “Ini pembebasan tanah untuk pembangunan jalan saja tidak pernah beres. Padahal biaya pembangunan jalan itu sudah dibantu oleh pihak lain. Biaya pembebasan jalan juga dibantu oleh provinsi, tapi juga tidak pernah tuntas,” tukas Gubernur Irwandi.

Didukung
LSM Masyarakat Transparansi Anggaran (Mataradja) Aceh Jaya menyatakan dukungan terhadap statemen Bupati Aceh Jaya yang menilai Gubernur Aceh kurang perhatian untuk pantai barat Aceh. Koordinator LSM Mataradja, Teuku Asrizal dalam rilisnya kepada Serambi, Sabtu (15/8) menulis, apa yang diungkap oleh Bupati Aceh Jaya adalah benar. Asrizal mencontohkan persoalan jembatan Kartika yang sekian lama dibiarkan tanpa penanganan sehingga memunculkan persoalan serius di sektor transportasi darat.

Dua tokoh pantai barat-selatan, TAF Haikal dan Fadli Ali yang dihubungi terpisah juga memberi dukungan terhadap pernyataan Bupati Aceh Jaya, Azhar Abdurrahman. TAF Haikal menyatakan, pernyataan tersebut merupakan wujud kekecewaan masyarakat Aceh Jaya dan pantai barat-selatan umumnya yang harus dipahami secara bijak oleh pemimpin negeri ini. “Ini harus menjadi titik pijak dan cerminan bagi pemimpin di Pemerintahan Aceh dalam mengambil keputusan dan kebijakan membangun negeri ini,” kata Haikal yang juga dikenal sebagai Jurubicara Kaukus Pantai Barat-Selatan (KPBS).

Haikal melanjutkan, kalau dirunut ke belakang, ketika proses rehab-rekon dilakukan seharusnya yang menjadi fokus utama pemerintah adalah bagaimana proses pembangunan jalan Banda Aceh-Meulaboh dapat secepatnya selesai. “Apa lagi dana untuk membangun jalan itu telah dibantu Amerika,” ungkapnya. Tetapi, kata Haikal dibenarkan Fadli, “Pemerintah terkesan kurang serius bahkan seperti setengah hati.” Dicontohkan, ketika proses pembebasan tanah yang semestinya tanggungjawab pemerintah, tidak dilakukan secara serius. Akibatnya, prosesnya berjalan lamban, efeknya kemudian pekerjaan oleh USAID melalui rekanannya menjaditerhambat.

“Seharusnya pemerintah membuat tim khusus yang mengawasi persoalan yang timbul dalam proses pembangunan jalan ini. Tetapi ini tidak dilakukan sama sekali. Persoalan yang muncul di tengah masyarakat seperti dibiarkan berlarut- larut dan baru diselesaikan setelah menjadi persoalan besar. Padahal menyelesaikan persoalan yang sudah membumi kan rumit,” ujar Fadli. Seperti diberitakan, Bupati Aceh Jaya, Ir Azhar Abdurrahman, melontarkan kritik kepada Gubernur Irwandi Yusuf dan Wakil Gubernur Muhammad Nazar yang sudah lebih 2,5 tahun memimpin Aceh. Kedua petinggi Aceh ini dia nilai sangat kurang perhatiannya terhadap kawasan pantai barat Aceh, sehingga pembangunan jalan dan jembatan yang sangat diperlukan pascatsunami di kawasan ini berlarut-larut, bahkan terbengkalai.

Azhar Abdurrahman bahkan menyebut Pemerintah Aceh selama ini seperti sengaja menganaktirikan kawasan pantai barat-selatan. Sebaliknya, sangat menomorsatukan pembangunan di wilayah pantai timur Aceh. “Harapan kami pembangunan daerah itu hendaknya merata, jangan ada anak tiri anak kandung,” ujar Bupati Azhar di Calang, Jumat (14/8), usai pelantikan anggota baru DPRK Aceh Jaya masa bakti 2009-2014. Bagai menemukan jawaban atas apa yang ia keluhkan itu, Bupati Azhar kemudian menimpali, “Keterlambatan perbaikan jembatan itu, saya kira, karena Gubernur Aceh dan Wagub Aceh saat ini bukan warga pantai barat-selatan.”(nal/riz/sup)


http://www.serambinews.com/news/bupati-aceh-jaya-kekanak-kanakan