Jumat, 13 November 2009

Banjir genangi badan jalan Banda Aceh-Calang


Friday, 13 November 2009 18:16
WASPADA ONLINE

ACEH JAYA - Hujan deras yang terjadi selama tiga hari terakhir di pantai barat selatan Aceh mengakibatkan sungai Lhok Kruet kecamatan Sampoinet meluap dan menggenangi badan jalan negara Banda Aceh-Calang, kabupaten Aceh Jaya setinggi 30-50 cm.

Genangan air akibat luapan sungai di desa Lhok Kruet sepanjang 50 meter lebih itu mengakibatkan terganggunya arus lalu lintas baik dari Banda Aceh menuju Calang ataupun sebaliknya. Genangan banjir di ruas jalan tersebut juga mengakibatkan pembangunan jalan Banda Aceh-Calang yang di danai USAID terganggu.

"Setiap hujan deras, sungai Lhok Kruet selalu meluap, akibatnya mobil dan sepada motor mogok karena memaksakan diri menerobos genangan air," kata seorang warga desa Lhok Kruet, Amirruddin (27), tadi sore.

Diharapkan, pihak terkait segera melakukan penanganan agar arus transportasi dari Banda Aceh dan Calang tidak terganggu meskipun pada musim penghujan. Hujan deras di wilayah pantai barat selatan itu juga mengakibatkan badan jalan Banda Aceh-Calang yang pembangunannya masih dalam tahapan pengerasan menjadi licin dan berlumpur.

"Banyak sekali pengendara sepeda motor yang terjatuh akibat jalan licin dan terjebak lumpur," katanya.

Sementara, juru bicara Kaukus Pantai Barat Selatan (KPBS), TAF Haikal dan aktivis Badan Koordinator Himpunan Mahasiswa Islam (Badko HMI) Aceh, Devi Satria Saputra, meminta Pemerintah Aceh untuk menanggulangi banjir yang terjadi di ruas jalan utama dari ibu kota provinsi menuju ke delapan kabupaten/kota di pesisir pantai barat selatan Aceh itu.

"Yang kami khawatirkan apabila banjir dan jalan yang belum selesai dibangun itu dibiarkan berlarut akan mengakibat pasokan kebutuhan bahan pokok untuk daerah pantai barat selatan terganggu," kata Haikal.

Selain menyarakan pengguna jalan untuk berhati-hati saat melintas di jalan yang sedang dibangun USAID itu, diminta pemerintah Aceh mengambil sikap tegas terhadap pembangunan jembatan Lamno yang hingga saat ini belum dikerjakan.

"Jembatan Lamno merupakan salah satu sarana penghubung antara Banda Aceh-Calang, karena jembatan belum dibangun warga terpaksa menggunakan rakit untuk menyeberang sungai Lam Beso," katanya.
(dat06/ann)


http://www.waspada.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=66227&Itemid=

Warga Rawan Banjir Tagih Janji Gubernur Aceh

Ragam 13-11-2009

MedanBisnis – Banda Aceh
Masyarakat di sejumlah desa di Kecamatan Trumon dan Trumon Timur, Kabupaten Aceh Selatan, menagih janji Gubernur Propinsi Aceh Irwandi Yusuf, terkait rencana pembangunan kanal untuk mengatasi banjir tahunan yang kerap menerjang wilayah tersebut.
“Saya minta Gubernur Irwandi Yusuf segera merealisasikan janji yang pernah diucapkan kepada masyarakat saat dia (gubernur) berkunjung ke wilayah itu beberapa waktu lalu,” kata juru bicara Kaukus Pantai Barat Selatan (KPBS) TAF Haikal di Banda Aceh, Kamis.
Ia menilai, pembangunan kanal di kawasan tersebut sudah mendesak, sehingga masyarakat tidak lagi menjadi langanan banjir yang setiap musim hujan dan tahun menerjang pemukiman penduduk di wilayah itu.
Berdasarkan informasi warga, kata dia, rencana pembangunan kanal sebagai salah satu upaya mengatasi banjir tahunan itu diucapkan sendiri Gubernur Irwandi Yusuf ketika bertamah-ramah dengan tokoh masyarakat di salah satu masjid di Trumon pada Hari Raya Idul adha 1429 Hijriyah (2008).
“Saya menilai rencana pembangunan kanal tersebut merupakan gagasan yang cerdik dan spektakuler, sebab jika teralisasi maka gubernur telah ikut peduli terhadap masyarakat yang selama ini cukup menderita akibat bencana alam,” kata dia menyebutkan.
Tokoh pemuda Trumon Teuku Masrizal menyatakan bahwa ribuan warga di dua kecamatan itu sudah lama menjadi korban banjir tahunan akibat luapan sungai di kawasan tersebut.
“Seharusnya kekhawatiran akan banjir luapan sungai pada setiap musim hujan itu tidak perlu terjadi jika pemerintah membangun kanal antara kecamatan Trumon dengan Trumon Timur,” katanya.
Panjang kanal yang direncanakan dibangun untuk mencegah banjir luapan sungai (Krueng) Singkil itu sekitar delapan kilometer, dengan rencana anggaran mencapai sekitar Rp 40 miliar.
“Hingga saat ini, masyarakat masih diselimuti rasa khawatir terutama saat memasuki musim penghujan.
Ribuan kepala keluarga (KK) dari puluhan desa di Trumon Timur dan Trumon itu akan kehilangan mata pencarian sebagai petani, setiap datangnya banjir tahunan.
Mata pencaharian masyarakat di dua kecamatan tersebut adalah petani palawija dan perkebunan kelapa sawit.
“Artinya, setiap musim penghujan maka masyarakat tidak bisa bekerja karena lahan pertaniannya terendam air, selain ternak peliharaan yang menjadi korban dari bencana alam tahunan tersebut,” kata Teuku Masrizal. (ant)


http://www.medanbisnisonline.com/2009/11/13/warga-rawan-banjir-tagih-janji-gubernur-aceh/