Minggu, 26 Februari 2012

Sejumlah Figur Ramaikan Bakal Calon Bupati Aceh Selatan 2013-2018

Aceh - Sabtu, 25 Feb 2012 01:20 WIB
Tapaktuan, (Analisa). Sejumlah figur di Aceh Selatan mulai disebut-sebut sebagai bakal calon yang akan meramaikan proses suksesi kepemimpinan masa bakti 2013-2018.
Selain birokrat di jajaran Pemkab Aceh Selatan, bakal calon juga berasal dari kalangan politisi dan swasta/usahawan muda di sana.

Kendati proses suksesi masih lama, namun sejumlah kader dan tokoh daerah baik di eksekutif, usahawan dan politisi sudah ramai dibicarakan di mana-mana.

Untuk diketahui, proses Pilkada bupati/wakil bupati Aceh Selatan akan dimulai pada awal Juli 2012, guna melanjutkan estafet kepemimpinan Aceh Selatan periode 2008-2013 yakni duet Husin-Daska yang bakal berakhir awal Maret 2013.

Adapun figur yang bakal maju dalam suksesi kepemimpinan tersebut yakni Husin Yusuf (bupati sekarang), Daska (wakil bupati sekarang), T. Sama Indra (perbankan), Khaidir Amin, SE (wakil ketua DPRK Aceh Selatan), Drs. H. Zulkarnaini (birokrat), Drs. Rahimanuddin (birokrat), Drs. T. Darisman (birokrat).

Selain itu, Drs.H. Azwar Rahman (birokrat), Alfa Rahman alias Agen (Ketua KPA Aceh Selatan), Safiron (ketua DPRK), T. Asrul, S. Hut (birokrat) dan Drs, Jasmiadi Jakfar (komisionir KIP/PNS), Mayor M. Saleh, Ir. Mudasir Kamil (birokrat), TAF Haikal (politisi) dan Drs. Saiful Azhar (birokrat).

Layak Diusung

Banyak kalangan di Aceh Selatan menilai sosok tersebut di atas layak untuk diusung baik melalui independen maupun jalur partai. Tetapi tidak tertutup kemungkinan, sebagian di antara mereka bakal kandas karena minimnya dukungan baik secara perorangan maupun jalur partai.

“Banyak kader yang bisa diusung nantinya, jadi tidak perlu kita eksklusif dari sekarang berikan kempatan bagi mereka untuk berkompetisi,” kata pegiat LSM di Aceh Selatan Meyfendri dan Fungsionaris PDI Perjuangan Cabang Aceh Selatan Amiruddin LBK secara terpisah kepada Analisa di Tapaktuan, Jumat (24/2).

Wakil Ketua DPRK Aceh Selatan Khaidir Amin, SE yang ditanya Analisa di Tapaktuan,kemarin, mengatakan, aspirasi yang ditangkap dari audien bahwa pembicaraan mulai hangat di kalangan masyarakat tentang proses suksesi yang bakal digelar di kabupaten pala itu.

“Sebagaimana kita tahu, proses suksesi kita tidak lama lagi tinggal menghitung bulan saja,” katanya.

Ketua KIP Aceh Selatan Lian Azwin, SE yang dikonfirmasi Analisa, beberapa waktu lalu, mengungkapkan, pihaknya akan menjadwalkan Pilkada bupati/wakil bupati Aceh Selatan sesuai dengan masa berakhirnya kepemimpinan Husin Yusuf-Daska Azis pada awal Maret mendatang.

“Secara internal, persiapan dan jadwal untuk memulai Pilkada bisa jadi bulan April 2012,
menyusul penyerahan daftar pemilih sementara (DPS) dari Pemkab Aceh Selatan,” katanya.(m)

http://www.blogger.com/post-create.g?blogID=1588538331593738532

Bijih Besi Aceh Diekspor Ke China Untuk Senjata

Firman Hidayat | The Globe Journal
Kamis, 09 Februari 2012 00:00 WIB
Banda Aceh — Direktur Eksekutif Achenese Civil Society Task Force (ACSTF), Juanda Djamal mengatakan Pemerintah Aceh harus memikirkan bagaimana seharusnya hasil tambang di Aceh dapat diolah dalam negerinya sendiri. Bukan dibawa ke luar negeri untuk memberi keuntungan bangsa lain.

Pernyataan dari mantan Deputi Komunikasi BRR Aceh —Nias itu secara spontan disampaikan dalam acara Focus Discussion Club (FDC) di Hotel Oasis, (09/2) tadi pagi. Ia terkesima melihat maraknya pengerukan tambang bijih besi dan pasir besi di Aceh yang kerap menimbulkan konflik sosial dalam kehidupan masyarakat. Sementara bangsa lain makmur dari hasil tambang Aceh.

Acara setengah hari itu digagas oleh Komunitas Masyarakat Aceh Besar bersama jajaran pemerintahan dan pegiat LSM lingkungan di Aceh. Focus Discussion Club ini dipandu oleh juru bicara Kaukus Pantai Barat Selatan, Taf Haikal.

Pada kesempatan itu, Djuanda Jamal menegaskan bahwa saat ini China ingin menguasai dunia melalui teknologi persenjataannya. Sehingga tambang bjih besi dan pasir besi di Aceh banyak dilirik oleh pengusaha dari China. “Hasilnya diekspor ke China, berarti yang untung bangsa lain, sedangkan Indonesia dan Aceh selalu saja timbul konflik sosial,” kata dia.

Kebijakan yang dibuat China itu untuk mengumpulkan pasir dan bijih besi adalah membangun kapal perang dan pabrik senjata. Sasaran empuk bangsa itu adalah Aceh, apalagi Provinsi Aceh ini masuk dalam koridor master plan perekenomian Indonesia wilayah Sumatera perihal bijih besi.

Artinya bangsa lain sedang melirik Aceh dengan bijih besinya. “Sebaiknya Pemerintah Aceh sudah harus memikirkan bagaimana mengatur kerjasama dengan China untuk mengolah bijih besi itu dalam negerinya sendiri bukan di ekspor ke China,” tegas Djuanda Djamal.

Menurutnya Pemerintah Aceh harus buat master plan yang kuat soal tambang ini. Apalagi Aceh sangat kaya akan tambang. “Kedaulatan masyarakat sebagai pemilik saham untuk masalah tambang ini harus lebih diutamakan,” ujar Djuanda. Setidaknya dengan ada pabrik pengolah besi di Aceh maka bisa membantu pembangunan jembatan di daerah-daerah terisolir.

Sementara itu Kepala Dinas Pertambangan Aceh Besar, Bakhtiar juga mengakui besarnya minat investor luar untuk membuka tambang bijih besi dan pasir besi di Kabupaten Aceh Besar. Bahan galian bijih besi memiliki luas hingga 632 ribu meter kubik. Sedangkan luas potensi pasir besir mencapai hingga 4 juta meter kubik lebih di Kabupaten Aceh Besar.

http://theglobejournal.com/varia/bijih-besi-aceh-diekspor-ke-china-untuk-senjata/index.php