Selasa, 16 Desember 2008

GERILYA IRWANDI MENGANTAR BANTUAN

Setelah lebih seminggu sebagian wilayah pantai barat-selatan Aceh
dilanda banjir, Gubernur Irwandi Yusuf akhirnya tiba di sana. Ia “bergerilya” secara maraton untuk melihat
langsung suasana dan mengantar bantuan untuk para korban banjir. Irwandi yang lagi-lagi menyetir sendiri mobil
dinasnya, berturut-turut mengunjungi Kecamatan Trumon dan Trumon Timur di Aceh Selatan serta sejumlah kecamatan
di Aceh Singkil.
Tanggal 6 Desember Gubernur Irwandi Yusuf menyerahkan bantuan berupa beras, pakaian, sajadah, dan beberapa
ekor ternak kurban kepada pengungsi akibat banjir di kawasan Trumon.
Sedangkan pada Minggu (7/12) atau sehari sebelum Hari Raya Idul Adha 1429 Hijriah, Gubernur Aceh Irwandi Yusuf
beserta rombongan mengunjungi korban banjir di Kabupaten Aceh Singkil.
Rombongan yang tiba sekitar pukul 14.00 WIB itu langsung menemui warga di sejumlah titik yang terkena banjir seperti
di Kecamatan Simpang Kanan dan Kecamatan Singkil. Di Simpang Kanan, Gubernur Irwandi menemui korban banjir di
tiga desa, yakni Ujung Limus, Cibubukan, dan Tanjung Mas. Dalam kesempatan itu, Irwandi berdialog dengan
masyarakat. Ia menawarkan dua opsi untuk menanggulangi ekses banjir. Pertama relokasi, kedua membuat tanggul
penahan banjir.
Terhadap opsi itu warga cenderung memilih relokasi (dipindahkan). Sebab, menurut Camat Simpang Kanan, Ahmad
Yani, selain biaya relokasi lebih murah, juga risiko kemungkinan terkena banjir lagi hampir tak ada, jika mereka dipindah
jauh dari pinggir sungai yang sering meluap itu.
Dalam dialog yang disaksikan Wakil Bupati Aceh Singkil, Khazali Bahar, Kapolres Aceh Singkil AKBP, Arief Pujianto,
dan Dandim 0109 Aceh Singkil, Letkol CZI Dadang Rusmana itu Gubernur Irwandi meminta agar pilihan relokasi benarbenar
merupakan kehendak warga yang perlu dibuktikan dengan surat pernyataan. Sehingga, di kemudian hari, kata
Irwandi, tidak timbul masalah atau complain. Usai berdialog, rombongan Gubernur Irwandi bertolak menuju Kecamatan
Singkil yang merupakan daerah terparah digenangi banjir. Di perjalanan, iring-iringan kendaraan berhenti sejenak untuk
menemui kaum ibu, warga Desa Ketapang Indah, Kecamatan Singkil Utara, yang sedang bersengketa lahan dengan PT
Nafasindo. Irwandi menemui kaum Hawa itu untuk mendengarkan keluh kesah mereka. Merespons aduan warga,
Gubernur Irwandi berjanji akan segera menyelesaikan sengketa lahan tersebut. Selanjutnya, Gubernur Irwandi yang
datang bersama Kadis Kehutanan Aceh, Ir Hanifah Affan MM, Kepala Bappeda Aceh Prof Munirwansyah, serta Kabag
Humas Setda Aceh, Drs Nurdin F Joes, meninjau lokasi banjir yang menggenangi hampir seluruh Kecamatan Singkil
Utara.
Turunkan tim
Terkait bencana banjir yang hampir merata menimpa seluruh wilayah Aceh saat ini, Irwandi Yusuf mengatakan akan
segera menurunkan tim penanggulangan banjir. Tim ini akan mengidentifikasi bentuk bantuan apa yang akan cocok
disalurkan serta bentuk penanggulangan banjir yang tepat, sehingga bencana serupa tak terulang di kemudian hari.
Dalam kesempatan itu Irwandi juga menyerahkan bantuan uang kurban kepada warga di tiga kecamatan, masingmasing
Rp 40 juta kepada warga Kecamatan Simpang Kanan dan Singkil Utara serta Rp 30 juta untuk warga
Kecamatan Singkil. Bantuan diterima secara simbolis di oleh camat bersangkutan.
Buka posko
Sementara itu, Kasubdin Banjamsos Aceh, Bukhari AKS yang berada di Trumon, Aceh Selatan, kepada Serambi
melaporkan, Dinsos Aceh telah mendirikan posko dan membuka dapur umum di Desa Ie Jereuneh, Trumon, dengan
mengerahkan Tagana Provinsi Aceh dan Aceh Selatan bekerja sama dengan dinas sosial setempat. Penanganan
pengungsi juga melibatkan aparat kecamatan dan masyarakat. Adapun peralatan evakuasi yang sudah disalurkan
Dinsos Aceh, kata Bukhari, meliputi perahu karet lengkap dua unit, tenda pleton dan regu enam unit, genset dua unit,
velbet 10 buah, mobil dapur umum lapangan dua unit, truk tanki air satu unit, truk angkutan bantuan dua unit, dan mobil
RTU dua unit. Sedangkan bantuan bahan pangan yang sudah disalurkan Dinsos Aceh meliputi mi instan 443 dus, ikan
asin 500 kg, minyak goreng 33 dus, gula 1.500 kg, telur ayam 3.000 butir, biskuit 300 dus, dan bumbu masak 1 paket.
Adapun bahan sandang dari Dinsos Aceh, masing-masing kain sarung 2.000 lembar, sajadah 600 lembar, mukena 300
lembar, family kits 100 paket, kidwer 60 paket, dan tenda biru 20 lembar. Juga diserahkan 25 personel Tagana. Menurut
Bukhari, Pemerintah Aceh memberikan perhatian serius terhadap musibah ini dan dengan cepat menyalurkan bantuan
masa panik untuk korban.
Bahkan Gubernur Irwandi langsung turun ke lokasi bencana dan menemani korban di lokasi-lokasi pengungsian.
“Gubernur menginap di Trumon dan selanjutnya shalat Idul Adha dan berhari raya bersama korban
bencana,” lapor Bukhari.
Untuk Aceh Utara
Pemerintah Aceh melalui Satkorlak PBP juga menyerahkan bantuan masa panik berupa uang tunai Rp 250 juta kepada
korban banjir di 13 kecamatan dalam Kabupaten Aceh Utara, Minggu (7/12). Bantuan tersebut diserahkan Sekretaris
Satkorlak Aceh, Drs M Djakfar Djuned MSi, yang diterima oleh Sekda Aceh Utara Drs, H Marzuki Abdullah. Menurut
Djakfar, bantuan masa panik juga diserahkan kepada korban banjir di pantai barat selatan langsung oleh Gubernur
Irwandi Yusuf. Menurut Djakfar, Pemerintah Aceh sekarang ini sedang berupaya mengurangi ekses banjir, dengan cara
moratorium logging dan menindak para pelaku illegal logging. Bahkan, Gubernur Irwandi telah menemukan sendiri
Official Website of Koalisi NGO HAM Aceh
http://koalisi-ham.org Powered by Joomla! Generated: 17 December, 2008, 00:29
beberapa lokasi mesin pengolah kayu ilegal.
Sebagaimana diberitakan, banjir di Aceh Utara melanda antara lain Kecamatan Pirak Timu, Lhoksukon, Matangkuli,
Tanah Jambo Aye, dan beberapa kecamatan lainnya.
Bantuan untuk korban banjir juga mengalir dari Himpunan Mahasiswa Aceh Selatan (Himas) dan dari Kaukus Pantai
Barat Selatan (KPBS) Provinsi Aceh, berupa minyak tanah, minyak makan, dan makanan siap saji yang diserahkan
langsung Juru Bicara KPBS, TAF Haikal dan diterima oleh pengurus Desa Lhok Raya, Cot Bayu, dan Camat Trumon,
Isa Ansari, Minggu (7/12).
“Bantuan yang kami salurkan kepada korban banjir luapan Sungai Gelombang ini merupakan wujud kepdulian
kami atas musibah yang sedang mereka hadapi,” kata Haikal. Berdasarkan data yang diperoleh Serambi dari
Kecamatan Trumon dan Trumon Timur, 773 jiwa korban banjir bandang di Desa Seunebok Jaya, Padang Harapan dan
Ujung Tanoh masih mengungsi di tenda darurat atau di rumah famili yang tidak tergenang air. Banjir itu terjadi sejak
Minggu (30/11).
Kedatangan TAF Haikal didampingi anggota DPRK Aceh Selatan, Ridwan A Rahman dan beberapa pengurus Partai
Amanat Nasional (PAN) setempat. Ia mendesak pemerintah segera melakukan normalisasi sungai dan membuat kanal
pencegahan banjir di dua kecamatan yang berada sekitar 90 km arah timur ibu kota Kabupaten Aceh Selatan,
Tapaktuan. “Pemerintah harus segera menormalisasi sungai di kawasan itu,” katanya. Dari Aceh Jaya
dilaporkan, kondisi jalan di daerah itu makin parah. Terdapat sedikitnya sebelas titik longsoran di lintasan Patek-Ligan-
Calang via jalan tanggap darurat tsunami. Di antara titik longsoran itu yang terparah adalah di kawasan Panteu,
Kecamatan Ligan, atau sekitar 60 km dari Calang (ibu kota Aceh Jaya) arah Banda Aceh. Longsoran yang terjadi di
kawasan ini telah menutupi badan jalan sepanjang 50 meter.
Bahkan akibat longsor yang terjadi sejak pekan lalu, dua unit truk tronton yang menggangkut bahan sembako dan
jembatan terperosok di titik longsor tersebut. “Bahkan sampai kemarin, belum juga berhasil diatasi, karena tak
ada alat berat yang menariknya,” ungkap TAF Haikal. Jubir Kaukus Pantai Barat-Selatan ini mengatakan, ia
bersama mobilnya sempat terperosok di longsoran Panteu selama 13 jam, Minggu (7/12) dari pukul 01.00-14.30 WIB.
“Mobil saya baru berhasil ke luar dari kubangan lumpur itu, setelah dibantu puluhan masyarakat,” kata
Haikal yang saat itu baru pulang dari Trumon untuk mengantar bantuan kepada korban banjir. Ia mengharapkan,
pemerintah provinsi segera menempatkan alat berat di lintasan itu, karena selama ini banyak truk barang yang
melintasinya. “Rakit-rakit tersebut tak memungkinkan untuk mengangkut truk barang yang muatannya 10-12 ton.
Saya kira, pemerintah harus peka terhadap hal ini,” ujar haikal.

Sumber : www.serambinews.com