Senin, 12 Oktober 2009

Jembatan agar Dibangun

Pemprov NAD Perlu Segera Ambil Alih

Senin, 24 Agustus 2009 | 04:29 WIB

Banda Aceh, Kompas - Pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam diminta mengambil alih pembangunan Jembatan Lambesoe di Kecamatan Lamno, Kabupaten Aceh Jaya, jika lembaga bantuan Pemerintah Amerika Serikat tidak sanggup melanjutkan pembangunan jembatan tersebut.

Hal itu dikatakan Ketua Komisi D yang membidangi masalah infrastruktur dan pembangunan Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPR Aceh) Sulaiman Abda di Banda Aceh, Minggu (23/8).

”Pengambilalihan itu sangat dimungkinkan mengingat sudah beberapa tahun jembatan itu tidak dibangun oleh USAID (Badan untuk Pembangunan Internasional AS),” kata Sulaiman.

Sulaiman mengatakan, sudah beberapa tahun pembangunan Jembatan Lambesoe, salah satu jembatan inti yang menghubungkan kawasan pantai timur dan pantai barat-selatan Aceh, tidak kunjung usai. Pembangunan jembatan tersebut terhenti sejak tahun 2008.

Lebih lanjut, politisi dari Partai Golkar ini mengatakan, dirinya sudah berkali-kali meminta kepada pihak USAID untuk melanjutkan kembali pembangunan yang terhenti sejak beberapa tahun lalu. Berbagai permasalahan yang sempat menghentikan pelaksanaan proyek pembangunan jembatan tersebut, seperti permintaan uang dari kelompok tertentu senilai Rp 150 juta dan pembebasan lahan warga, sudah tidak menjadi masalah lagi.

”Semuanya sudah tidak menjadi masalah lagi bagi pelaksana proyek. Pembebasan lahan sudah ditangani oleh pemerintah provinsi. Seharusnya, proyek sudah berjalan seperti biasa,” katanya.

Pembangunan jembatan tersebut mendesak dilakukan karena Jembatan Kartika-Jembatan Bailey yang dibangun Batalyon Zeni Tempur 1 Komando Cadangan Strategis TNI Angkatan Darat saat ini tidak mampu dilewati lagi oleh truk angkutan barang dan bus. Hanya kendaraan pribadi dan kendaraan roda dua serta angkutan penumpang yang bisa melintasi jembatan itu.

Angkutan barang, seperti sembilan bahan kebutuhan pokok dan kebutuhan untuk pembangunan di pantai barat-selatan lainnya, tidak bisa lewat kalau air sungai naik.

Hal yang sama juga diutarakan juru bicara Kaukus Pantai Barat Selatan, TAF Haikal. Dia mengatakan, Pemprov NAD beserta dinas-dinas terkait harus serius menangani hal ini.

Haikal menjelaskan, untuk mencapai kawasan pantai barat-selatan, ada tiga jalur yang bisa digunakan. Namun, semuanya dalam kondisi yang cukup memprihatinkan.

Jalur tengah yang bisa dilewati, yaitu jalur Banda Aceh-Meulaboh via Tangse, rawan longsor pada musim hujan seperti sekarang ini.

Kondisi alam, disertai dengan tanjakan yang curam dan jalan yang sempit, membuat jalur ini sangat sulit dilewati oleh truk- truk berat. Ditambah lagi dengan kondisi jalan yang berlubang.

Truk dan angkutan barang yang memilih melalui jalur Medan-Subulussalam-Tapaktuan masih harus membatasi tonase beban yang dibawanya. (MHD)


http://cetak.kompas.com/read/xml/2009/08/24/04294043/.Jembatan.agar.Dibangun.

Tidak ada komentar: