Sabtu, 05 Juni 2010

Hasan Tiro Wafat Bendera Setengah Tiang tidak Merata

Sat, Jun 5th 2010, 10:57
* Masyarakat Shalat Gaib dan Tahlilan

Utama
BANDA ACEH - Suasana masyarakat Aceh pascawafatnya Dr Tgk Hasan Di Tiro terpantau beragam. Yang sangat kontras terlihat antara lain pengibaran bendera merah putih setengah tiang. Meski ada surat edaran Gubernur Aceh tentang hari berkabung daerah, namun pengibaran bendera setengah tiang ternyata tidak merata. Ada daerah yang sama sekali tidak mengibarkan bendera nasional tersebut setengah tiang namun di beberapa daerah lain ada pula yang menaikkan bendera Partai Aceh setengah tiang. Di Kota Banda Aceh, ibu kota Provinsi Aceh, umumnya perkantoran mengibarkan bendera merah putih setengah tiang sebagai tanda berkabung, termasuk di Masjid Raya Baiturrahman dan RSU Zainoel Abidin tempat dirawatnya Hasan Tiro hingga meninggal dunia. Di rumah dinas Ketua DPRA, Hasbi Abdullah di Blangpadang, hampir di sepanjang jalan melewati rumah itu berjejer karangan bunga ucapan belasungkawa kepada Hasan Tiro. Di halaman rumah, dipajang karangan bunga paling panjang atas nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan istrinya, Nyonya Ani Yudhoyono.

Di samping itu, terlihat karangan bunga dari Wapres Boediono dan istrinya Nyonya Herawati. Di dekat pintu masuk juga tampak karangan bunga dari mantan Presiden Megawati. Sedangkan karangan bunga dari mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) terlihat dua papan, yakni di depan rumah Hasbi Abdullah dan di depan Kantor BPM yang jarak kedua papan bunga itu sekitar 50 meter. Tak ketinggalan, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Djoko Suyanto juga mengucapkan belasungkawa melalui karangan bunga. Selebihnya, karangan bunga berjejer sekitar 100 meter di pinggir jalan itu, mulai dari pejabat di Aceh, seperti Gubernur dan Wagub, unsur pimpinan pemerintah di seluruh Aceh, bahkan dari perusahaan swasta baik di Aceh maupun Jakarta.

Karangan bunga juga berjejer di Jalan Pemancar, Lamteumen, Banda Aceh di depan rumah yang ditempati Hasan Tiro, semenjak dirinya kembali ke Aceh pada 17 November 2009. Di rumah itu, kemarin sekitar pukul 14.00 WIB, puluhan anggota KPA dari berbagai daerah di Aceh bertahlilan bersama. Ucapan terima kasih usai tahlilan itu disampaikan Meuntroe Malik Mahmud. Tadi malam, berlangsung tahlilan di kawasan tempat tinggal Wali. Tahlilan juga dilaksanakan di rumah Ketua DPRA. Sedangkan di lokasi pemakaman, kawasan Meureu, Indrapuri, Aceh Besar juga terus berdatangan warga untuk berziarah, mengaji, dan menggelar tahlilan. “Tahlilan untuk Wali dilakukan selama tujuh hari berturut-turut,” kata Juru Bicara Keluarga Hasan Tiro, Muzakkir bin Abdul Hamid.

Setengah tiang
Wartawan Serambi di berbagai wilayah Aceh melaporkan, pada Jumat kemarin atau sehari pascawafatnya Hasan Tiro, di wilayah utara, misalnya, sepanjang jalan nasional antara Panton Labu (Aceh Utara) hingga kawasan Kota Lhokseumawe terlihat bendera PA dikibarkan setengah tiang. Selain itu di perkantoran pemerintah, baik Aceh Utara maupun Kota Lhokseumawe juga dinaikkan bendera merah putih setengah tiang. Ketua PA Wilayah Pasee, Tgk Zulkarnaini mengatakan, seluruh kecamatan dan gampong diperintahkan menaikkan bendera partai, namun ada juga yang mengibarkan bendera merah putih setengah tiang. “Kalau bendera partai diwajibkan,” kata Zulkarnaini.

Bendera PA setengah tiang juga terlihat berkibar di beberapa kawasan Pidie Jaya, sedangkan bendera merah putih setengah tiang dinaikkan di perkantoran pemerintah (SKPK). Sekdakab Pidie Jaya, Ramli Daud menyatakan, pihaknya telah menginstruksikan kepada seluruh SKPK hingga kecamatan untuk menaikkan bendera merah putih setengah tiang, sebagaimana perintah Gubernur Aceh sehubungan berkabung atas wafatnya Dr Tgk Hasan Muhammad Di Tiro. “Bendera setengah tiang dikibarkan selama tiga hari sejak Jumat (4/6),” kata Ramli.

Untuk kawasan Kota Sabang, pada Jumat kemarin belum semua SKPK mengibarkan bendera setengah tiang. Meski demikian Sekda Kota Sabang yang dihubungi Serambi tadi malam membenarkan sudah menerima instruksi dari Gubernur Aceh untuk mengibarkan bendera setengah tiang selama tiga hari. Di Aceh Besar, terutama di Kota Jantho, ibu kota kabupaten, Jumat kemarin, bendera setengah tiang berkibar di hampir semua SKPK sesuai instruksi gubernur. Lain halnya di Aceh Tenggara, terutama di Kutacane, pada Jumat kemarin belum terlihat pengibaran bendera setengah tiang.

Di Kantor Bupati Aceh Jaya (Calang) bendera setengah tiang juga berkibar termasuk di SKPK. Sedangkan untuk instansi vertikal seperti Kodim dan Polres dinaikkan seperti biasa, satu tiang penuh. Kabag Humas Pemkab Aceh Jaya, Drs Mahdal, membenarkan seluruh SKPK mengibarkan bendera setengah tiang. Ini dilakukan atas arahan Wakil Bupati Aceh Jaya, Zamzami A Rani yang sedang berada di Banda Aceh. Pengibaran bendera merah putih setengah tiang juga terlihat di rumah penduduk, pertokoan, dan perkantoran di Kabupaten Bireuen.

Di Tapaktuan, ibu kota Kabupaten Aceh Selatan, pada Jumat kemarin tidak terlihat satupun kantor pemerintahah, swasta, dan rumah penduduk yang mengibarkan bendera setengah tiang. Bendera merah putih tetap berkibar seperti biasanya, satu tiang penuh. Beberapa camat di Aceh Selatan yang ditanyai Serambi kemarin mengaku hingga Jumat sore belum ada menerima instruksi apapun, baik dari provinsi maupun kabupaten yang menyerukan menaikkan bendera merah putih setengah tiang.

Kabag Humas Setdakab Aceh Selatan, Zamzami Surya juga mengaku hingga Jumat (4/6) sore belum menerima surat edaran Gubernur Aceh untuk menaikkan bendera merah putih setengah tiang. Di Aceh Tengah dan Bener Meriah, Jumat kemarin juga tidak terlihat pengibaran bendera setengah tiang, baik di perkantoran pemerintah, sekolah, dan rumah penduduk. “Pada hari Jumat kemarin bendera merah putih berkibar satu tiang penuh, seperti hari-hari biasanya,” lapor wartawan Serambi di Takengon dan Redelong (Bener Meriah).

Di Kabupaten Aceh Tamiang, terutama di perkantoran, pada Jumat kemarin juga tidak terlihat pengibaran bendera merah putih setengah tiang, tetapi normal saja, satu tiang penuh seperti biasanya. Sedangkan di Kota Langsa bendera setengah tiang terlihat berkibar antara lain di Kantor Walikota, sedangkan di Aceh Timur terpantau tidak merata.

doa bergema
Selain di Kota Banda Aceh, doa (tahlilan) dan shalat gaib untuk almarhum Dr Tgk Hasan Di Tiro juga berlangsung di berbagai wilayah Aceh. Di Kabupaten Bireuen, jemaah shalat Jumat di sejumlah masjid melaksanakan shalat gaib seusai shalat Jumat kemarin. Sedangkan di Aceh Tenggara, ribuan masyarakat dan anggota Komite Peralihan Aceh (KPA), sejak Kamis (3/6) malam hingga Jumat kemarin juga melaksanakan shalat gaib dan tahlilan untuk almarhum Tgk Hasan Di Tiro.

Tahlilan dan shalat gaib dilaksanakan antara lain di rumah anggota DPRK Agara dari PA, komplek Perumahan Kumbang Indah, Kecamatan Badar. Shalat gaib juga dilaksanakan di Masjid Raya At-Taqwa Kutacane diikuti ribuan jemaah. Hadir Abuya Tgk H Samsuddin dari Seldok, Ketua MUNA Agara Tgk Isbullah, para petinggi KPA serta Pengurus Partai Aceh (PA). “Kita doakan semoga Wali mendapat tempat yang layak di sisi Allah SWT,” kata Anggota DPRK Agara dari PA, Budimansyah. Shalat gaib dan doa bersama juga dilaksanakan aparat pemerintah dan masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya. Pelaksanaan doa bersama untuk almarhum Dr Tgk Hasan Di Tiro sudah diinstruksikan oleh Pemkab Pidie Jaya ke seluruh kecamatan.

Suasana berkabung juga terlihat di wilayah timur Aceh. Sejak Kamis (3/6) malam hingga tujuh hari berturut-turut, warga Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan Aceh Timur larut dalam doa dan zikir bersama. Menurut amatan Serambi, iringan doa dan lantunan zikir bergema di semua kantor KPA dan kantor PA di tiga kabupaten/kota tersebut. “Kami juga berdoa bersama masyarakat. Kami semua merasa sangat kehilangan,” kata Ir Rusman, Ketua DPRK Tamiang. Sedangkan di Kota Langsa, ratusan anggota KPA bersama warga Langsa melaksanakan doa bersama di Kantor KPA Langsa. Takziah juga direncanakan digelar secara berturut-turut selama tujuh hari. “Kita semua merasa sangat kehilangan seorang tokoh besar. Banyak kemajuan yang telah diberikan untuk masa depan Aceh yang lebih baik,” kata Ketua PA Langsa, Iskandar.

Sementara dari Aceh Tinur dilaporkan, masyarakat bersama kalangan KPA juga melaksanakan doa, zikir, dan membaca Yasin bersama di sejumlah tempat, seperti di kantor KPA Sagoe Simpang Ulim. “Kami bersama masyarakat terus berdoa untuk Wali. Semoga Allah menempatkan di dalam surga yang tinggi,” kata Juru Bicara KPA Sagoe Simpang Ulim, Saiful alias Tgk Bale.

Jaga semangat damai
Ketua DPA/Presidium Forum LSM Aceh, TAF Haikal dalam rilisnya yang diterima Serambi malam tadi menulis, Aceh kehilangan seorang pemimpin kharismatik, Wali Nanggroe, Tgk Dr Muhammad Hasan Di Tiro. Sosok Hasan Tiro, menurut Haikal adalah tokoh yang selalu dikenal dalam masyarakat Aceh. “Terlepas kita berbeda dalam ideologi dan cara pandang melihat ‘Republik’, namun beliau selalu meyakinkan semua pihak bahwa kesejahteraan Aceh adalah segala-galanya,” tulis siaran pers tersebut. Segenap masyarakat sipil Aceh, lanjut Haikal merasa duka yang mendalam atas kepergian Hasan Tiro untuk selama-lamanya. “Kami berharap semua komponen masyarakat mampu memaknai wafatnya Wali sebagai semangat untuk menumbuhkan perdamaian abadi menuju kesejahteraan yang berkeadilan di tengah masyarakat Aceh,” kata Haikal.

Menurut Haikal, hikmah yang dapat dipetik dalam musibah ini adalah dengan meneruskan semangat untuk menjaga perdamaian. Hal ini, kata Haikal tergambar dari keinginan Wali untuk terus membangun Aceh dengan kebersamaan, perdamaian, dan persaudaraan. “Aceh harus meletakkan pondasi perdamaian atas dasar persaudaraan semua elemen masyarakat. Jangan ada lagi dikotomi di kalangan masyarakat. Pesan tersebut dapat kita maknai sebagai semangat untuk maju bersama membangun Aceh yang lebih baik,” tulis siaran pers itu. Sejak awal perjuangan Hasan Tiro adalah mengembalikan harkat dan martabat rakyat Aceh. Aceh merupakan daerah yang memiliki karakter yang unik, keras, bersahabat, dan demokratis. Nilai-nilai seperti ini sudah berkembang sejak zaman dahulu, ketika kerajaan-kerajaan besar masih ada. “Semangat ini harus kita jaga dan kita lanjutkan bersama, baik oleh politisi, akademisi, birokrat, ulama, serta masyarakat pada umumnya,” demikian Haikal.(sal/ib/bah/fs/c38/riz/az/tz/as/s/yuh/md/mir/nas)


http://www.serambinews.com/news/view/32174/bendera-setengah-tiang-tidak-merata

Tidak ada komentar: