Sabtu, 27 Desember 2008 | 06:35
Pemerintah Aceh ke depan berupaya mengimbangi kesejahteraan masyarakat dengan pembangunan fisik. Prosentasenya selisih keduanya terlihat sekitar 70 – 30. Ke depan, diharapkan mampu menaikkan angka tersebut untuk mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran.
Masih banyaknya masyarakat Aceh terutama korban tsunami belum memperoleh pekerjaan dan miskin, belum lagi korban konflik secara bersamaan masuk didalamnya sebagai penerima manfaat. Sedangkan pembangunan fisik justru meningkat secara signifikan.
"Ini PR utama Pemda Aceh ke depan, apalagi seiring berakhirnya BRR, bagaimana peningkatan kesejahteraan masyarakat bangkit dari kemiskinan, sehingga imbang dengan pembanguan fisik," ujar Tafh Haikal, juru bicara Kaukus Pantai Barat – Selatan di Banda Aceh, Jumat (26/12).
Menurutnya, sudah saatnya program kesejahteraan masyarakat diprioritaskan, misalnya dengan pemberian bantuan modal kerja dengan pinjaman lunak melalui lembaga perbankan maupun melalui dinas/badan terkait serta badan usaha milik daerah dan lembaga swasta lainnya.
Disebutkannya, data Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, selama dua tahun terakhir meski jumlah penduduk miskin terus menurun 46 persen menjadi 26 persen, tetapi, jika dilihat secara kasat mata umumnya di daerah justru sangat memprihatinkan.
Ia menyebutkan, meski program Pemerintah pusat telah memberikan bantuan dana konpensasi BBM sebesar Rp 100/bulan masing-masing keluarga dinilai telah membantu beban keluarga, tetapi, sifatnya temporer.
"Yang diharapkan adalah komitmen dari Pemerintah Aceh, bagaimana program mengangkat masyarakatnya dari kemiskinan," tandasnya.
Memang diakui, saat ini telah ada program dengan nama kredit ‘Peumakmue Nanggroe’ namun, dalam pelaksanaannya justru tidak cukup terakomodir semuanya, pasalnya, jumlah calon penerima manfaat dengan dana tersedia di perbankan jumlahnya sangat terbatas.
"Berapa banyak dana yang dianggarkan Pemda Aceh dan berapa pula calon penerima manfaat memperolehnya, bahkan, masih ada hingga kini belum mendapatkan bantuan tersebut," ungkap Anwar lagi.
Dengan dana yang melimpah, seharusnya Pemda Aceh konsern untuk melakukan itu, sebab, sudah 30 tahun lebih masyarakat Aceh menderita konflik ditambah bencana gempa dan gelombang tsunami 26 Desember 2004 lalu.
Makin Berat
Sementara Wakil Gubernur Aceh, M Nazar mengakui kalau beban kerja ke depan semakin berat. Namun, katanya, tugas ini telah disiapkan dengan membuat program peningkatan kesejahteraan di semua dinas/badan maupun lembaga swasta yang ada.
Pemerintah Aceh, katanya sangat konsern untuk mengangkat masyarakatnya dari kemiskinan dan pengangguran, sebab, Aceh punya banyak sumber daya alam dan potensi lain yang belum tergarap dengan baik. "Insya Allah ke depan terus dilakukan dengan menggajak investor menanamkan modalnya ke Aceh," ujar Nazar.
Nazar juga menghimbau, "masyarakat Aceh agar saling mendukung program Pemerintah Aceh, salah satu kuncinya daerah ini aman dan kita harus jujur," demikian Nazar. (imj)
http://www.rakyataceh.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar